SAHABAT UNTUK SELAMANYA
Selva adalah seorang gadis cantik, pintar, dan baik
hati. Dia baru saja diterima di SMA Negeri favorit di kotanya. Dari SMP dia
memang bercita-cita masuk ke SMA tersebut.
Satu minggu sudah Selva menjadi salah satu siswa di
SMA itu. Pelajaran keempatpun berakhir, ia siberi tugas untuk mengumpulkan
hasil pekerjaan siswa dan membawanya ke ruang guru. Tanpa sengaja ia ditabrak
oleh seorang laki-laki.
Bruk. Buku-buku yang selva bawapun jatuh berserakan
di lantai. Laki-laki yang menabraknyapun langsung menolong mengambil buku-buku
yang berserakan.
“Sorry, aku nggak sengaja. Aku tadi nggak lihat ada
kamu lagi jalan, soalnya aku buru-buru. Kamu nggak papa kan? ” kata Rendy.
“Nggak papa kok. Aku tadi juga harus buru-buru
ngumpulin buku-buku ini.” jawab Selva.
“Oh iya, kenalin. Aku Rendy kelas XI IPA 2.” kata
Rendy sambil mengulurkan tangan.
“Nama aku Selva kelas X 2.” jawab Selva sambil
menjabat tangan Rendy.
“Kak aku mau tanya, kalau ruangannya Bu Lisa dimana
ya?”tanya Selva.
“Sekalian aku anterin aja. Aku juga mau ke sana kok.
Sini aku bawain bukunya?”jawab Rendy.
“Nggak usah Kak. Aku bisa bawa sendiri kok.”kata
Selva.
“Nggak papa. Itung-itung sebagai tanda permintaan
maaf aku.”kata Rendy.
“Ya udah kalau begitu, makasih ya kak.”jawab Selva.
Mereka berduapun menuju ruangan ibu Lisa untuk
mengumpulkan buku yang dibawa oleh Selva.Setelah pertemuan yang tidak sengaja
itu, merekapun sering bertemu. Selva dan Rendy merasa cocok satu sama lain dan
setiap mereka ngobrol selalu nyambung. Merekapun menjalin sebuah hubungan
persahabatan, bahkan hubungan itu sudah seperti hubungan persaudaraan. Selva
sudah menganggap Rendy sebagai kakaknya karena dia tidak mempunyai saudara,
begitupun sebaliknya.
“ Kak makasih ya, selain jadi sahabat kakak juga
sudah seperti kakak aku sendiri.”kata Selva.
“ Nggak usah pakai makasih segala. Setelah ada kamu
aku juga seperti punya adik.”jawab Rendy.
“ Kak aku boleh minta sesuatu dari kakak ?” tanya
Selva.
“ Selama aku masih bisa ngabulin, kenapa tidak.”
jawab Rendy.
“ Aku pengen dalam persahabatan kita ini ada sebuah
komitmen. Kita berdua harus berkomitmen untuk tidak saling suka dan hubungan
kita tidak boleh lebih dari sahabat. Terus kita nggak boleh pacaran sebelum
lulus sekolah. Gimana, kakak setuju nggak ?” tanya Selva.
“ Aku setuju aja tentang komitmen itu. Tapi apa
alasannya?” tanya Rendy.
“ Aku buat komitmen itu karena aku ingin
persahabatan kita ini abadi. Seandainya hubungan kita lebih dari sahabat,
mungkin jika putus kita akan menjadi musuh dan aku nggak mau hal itu terjadi.”
jawab Selva.
“ Ok, deal. Sahabat
untuk selamanya.” kata Rendy.
Tidak terasa sudah hampir satu tahun mereka menjalin
persahabatan. Namun ada seorang cewek yang sangat membenci hubungan
persahabatan Selva dan Rendy, yang tak lain adalah Levi. Levi adalah teman
sekelas Rendy dan dia sangat terobsesi untuk menjadi pacar Rendy. Levi mengira
bahwa Selva dan Rendy berpacaran, padahal mereka hanya bersahabat.
Pada saat jam istirahat, Levi mendatangi kelas Selva
dan mengajaknya ke taman belakang sekolah. Dia mengancam Selva untuk menjauhi
Rendy dan memutuskan hubungan mereka.
“Ada apa ya kak ? Kok tiba-tiba kakak ngajak aku ke
sini ?” tanya Selva.
“Aku cuma mau peringatin kamu. Putusin hubungan
kalian dan jauhi Rendy!” jawab Levi.
“Emangnya kenapa aku harus jauhin Kak Rendy ?” tanya
Selva.
“Soalnya kamu pacarnya Rendy.” jawab Levi.
“Pacarnya kak Rendy? Aku nggak pernah pacaran sama
kak Rendy, kita cuma sebatas sahabat. Kita udah berkomitmen untuk nggak punya
pacar sebalum lulus sekolah.” kata Selva.
“Nggak usah bohong deh.” tanya Levi.
“ Bener kak, aku nggak bohong. Kalau kakak nggak
percaya, tanya sama kak Rendy.” jawab Selva.
Levi pergi meninggalkan Selva dan langsung menuju
kelasnya untuk mendapat kepastian hubungan antara Selva dan Rendy. Dia langsung
menuju meja Rendy untuk menanyakan hubungan antara Rendy dan Selva. Namun Rendy
tidak terlalu menanggapi pertanyaan Levi.
“ Ren, aku mau ngomong sama kamu.”
kata Levi.
“ Kalau mau ngomong, ngomong aja.
Emangnya kamu mau ngomong apa ?” tanya
Rendy.
“ Kamu pacaran sama Selva ?” tanya
Levi.
“ Emangnya kenapa, aku pacaran atau
enggak juga bukan urusan kamu.” bentak Rendy.
Rendy pergi meniggalkan Levi di kelas, tanpa
menjawab pertanyaan Levi.
“ Ren..aku belum selesai ngomong
sama kamu.” teriak Levi dari dalam
kelas.
Namun Rendy tidak menggubris teriakan Levi.
Setelah meninggalkan Levi, Rendy langsung menemui
Selva di kelasnya. Dia ingin menanyakan kenapa Levi bertanya tentang
hubungannya dengan Selva. Selva pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi
antara dia dan Levi pada jam istirahat tadi. Akhirnya Rendy setelah mendengar
penjelasan Selva paham apa yang sebenarnya terjadi.
Diam-diam Levi terus mencoba membuat rencana untuk
memisahkan Selva dan Rendy. Tanpa sengaja dia melihat Selva sedang bersama
seorang laki-laki di sebuah kafe. Karena penasaran Levi mengikuti mereka dan
terus mengamati gerak-geriknya. Tiba-tiba ia ingat tentang komitmen yang dibuat
oleh Selva dan Rendy. Levi mengambil handphonenya lalu memfoto Selva dan
laki-laki itu. Ia bermaksud untuk menunjukkan foto tersebut kepada Rendy.
Dengan melihat foto itu Rendy akan menyangka bahwa Selva telah menghianati komitmen yang telah mereka buat.
“Dengan foto ini aku akan menghancurkan hubungan
kalian.” kata Levi dalam hati.
Levi keluar dari kafe itu dan langsung menuju rumah
Rendy untuk menunjukkan foto itu.
Tok. Tok. Levi mengetuk pintu rumah Rendy.
. Rendy ke luar untuk membukakan pintu.
Namun dia terkejut karena yang bertamu adalah Levi, orang yang nggak pernah dia
harapkan untuk datang ke rumahnya.
“Ngapain kamu ke sini ?” tanya Rendy
dengan cuek.
“Aku cuma mau kasih foto ini buat
kamu.” jawab Levi.
“Selva ? Emang ini foto apa ?” tanya
Rendy penasaran.
“Lihat aja sendiri. Foto ini akan
menjawab rasa penasaran kamu. Kamu akan tahu bahwa Selva telah menghianati
komitmen kalian. Ya udah aku pulang dulu” jawab Levi.
Setelah Levi pergi Rendy lalu melihat foto yang
diberikan oleh Levi. Dia terkejut melihat Selva sedang duduk berdua dengan
seorang laki-laki. Rendy kecewa karena dia merasa bahwa komitmen yang mereka
buat sudah dikhianati oleh Selva. Dia lalu mengirim pesan kepada Selva dan
mengajaknya bertemu di taman kota jam 4 sore. Tak berapa lama kemudian smsnya
dibalas oleh Selva, setelah mendapat balasan Rendy langsung bergegas pergi ke
taman. Rendy menunggu di sebuah bangku taman, 15 menit kemudian Selva datang
dengan wajah khawatir.
“Maaf kak, aku datangnya telat.”
kata Selva lirih dengan wajah menunduk.
“Nggak papa, duduk aja. Kamu tahu
kenapa tiba-tiba aku ngajak ketemuan di sini ?” tanya Rendy.
Selva hanya menggelengkan kepalanya. Dia bingung
perasaannya campur aduk antara penasaran, bingung dan takut.
“Kenapa kamu langgar komitmen yang
pernah kita buat dulu ?” tanya Rendy dengan nada yang mulai meninggi.
Selva tersentak mendengar pertanyaan dengan suara
yang mengandung kemarahan keluar dari mulut Rendy.
“Maksud kakak. Aku nggak paham apa
yang kakak tanyain ?” tanya Selva lirih.
“Maksud dari ini apa ?” kata Rendy
sambil memberikan sebuah foto.Selva terkejut melihat foto yang diberikan oleh
Rendy. Dia bingung kenapa Rendy bisa memperoleh foto itu.
“Kakak dapat foto ini dari mana ?”
tanya Selva bingung.
“Kamu nggak perlu tahu aku dapet
foto ini dari mana. Tapi yang perlu kamu tahu aku kecewa dan nggak nyangka
kalau kamu bisa melanggar komitmen kita untuk nggak pacaran sebelum lulus.”
jawab Rendy dengan nada marah.
“Tapi kak, aku nggak pacaran. Cowok
yang ada di foto itu bukan pacar aku, tapi dia itu…
“Nggak usah bohong, aku paling nggak
suka kalau dibohongin. Aku kecewa banget sama kamu.” kata Rendy memotong ucapan
Selva.
“Tapi, aku nggak bohong kak.
Dengerin penjelasan aku dulu.” kata Selva yang mulai menitikkan air mata.
“Aku nggak butuh penjelasan, semua
ini udah jelas. Hubungan ini nggak bisa diterusin lagi, aku nggak mau punya
sahabat yang munafik.” kata Rendy.
Setelah berkata seperti itu, Rendy langsung pergi
meninggalkan taman kota tanpa memperdulikan Selva yang menangis.
Kabar tentang putusnya persahabatan Selva dan Rendy
sudah diketahui oleh siswa di sekolah. Banyak yang menyayangkan kabar tersebut.
Namun diantara sekian banyak orang sedih dengan berita itu, hanya Levi yang
bahagia dengan rusaknya hubungan Selva dan Rendy. Levi sangat bahagia karena
dengan tidak adanya Selva di samping Rendy dia akan lebih mudah untuk mendekati
Rendy. Levi berpura-pura menjadi sahabat Rendy karena dia tahu Rendy sedang
membutuhkan seseorang untuk menjadi teman curhat. Dengan begitu pelan-pelan dia
akan merebut hati Rendy.
“Ren, gimana kabar kamu, baik-baik
aja kan?” tanya Levi.
“Aku baik. Makasih udah ngasih tahu
aku tentang Selva yang nggak aku ketahui.” jawab Rendy.
“Nggak usah pake terima kasih
segala, sebagai temen kita harus saling bantu.” kata Levi.
“Tapi kalau kemari kamu nggak ngasih
tahu aku, aku bakal dibohongin terus sama Selva.” kata Rendy.
Semakin hari hubungan Rendy dan Levi semakin akrab,
dimana ada Rendy pasti di situ ada Levi.
Levi
berharap bahwa Rendy akan segera menyatakan cinta, namun ternyata Rendy hanya
menganggapnya sebagai teman.
Hampir enam bulan setelah kejadian di taman kota,
baik Selva dan Rendy tidak bertegur sapa. Selva yang dulu ceria, sekarang menjadi
pemurung. Reva yang juga sahabat Selva merasakan apa yang dirasakan oleh
sahabatnya itu. Reva menjadi teman curhat dan berbagi Selva. Sebenarnya Reva
tahu permasalahan yang terjadi diantara Selva dan Rendy, bahkan dia tahu siapa
yang merusak persahabatan sahabatnya itu. Reva sangat ingin memberi tahu apa yang
sebenarnya terjadi kepada Rendy, namun dia menunggu saat yang tepat karena
Rendy akan melaksanakan ujian nasional.
Waktu yang ditunggu Reva akhirnya datang. Seminggu
setelah ujian nasional berlangsung Reva menemui Rendy di kelas untuk meluruskan
apa yang sebenarnya terjadi.
“Kak, aku mau bicara sama kak
Rendy.” kata Reva pelan.
“Eh Reva, emangnya mau bicara apa ?
Kok wajah kamu tegang kaya gitu ?”
tanya Rendy.
“Kalau bicaranya di taman belakang
sekolah aja, gimana kak ?” tanya Reva pelan.
“Ya udah, ayo.” jawab Rendy.
Mereka berdua menuju taman di belakang sekolah.
Setelah sampai mereka duduk di sebuah bangku.
“Sebenernya apa sih mau kamu
bicarain, kayanya penting banget ?” tanya Rendy penasaran.
“Kak, aku mohon maafin Selva. Dia nggak salah, aku
tahu siapa cowok yang ada di foto ini.” kata Reva sambil memberikan sebuah
foto.
“Maksud kamu ?” tanya Rendy.
“Kak, cowok di foto itu adalah kakak
sepupunya Selva yang baru datang dari Bandung dan dia bukan pacarnya Selva.”
jawab Reva.
“Tapi Levi bilang kalau cowok itu
pacarnya Selva.” kata Rendy.
“Kak Levi bohong. Dia sengaja
mengambil foto itu dan mengarang cerita untuk merusak persahabatan kalian
karena kalau masih ada Selva di samping kakak, dia nggak bisa deket sama kakak.
Percaya sama aku.” kata Reva.
“Tapi kenapa aku harus percaya sama
kamu ?” tanya Rendy.
“Karena waktu Selva dan sepupunya
ada di kafe aku ikut juga, tapi waktu foto itu diambil aku lagi di kamar mandi.
Terus aku nggak sengaja lihat kak Levi sedang memfoto Selva yang lagi pegangan
tangan.” jelas Reva panjang lebar.
“Jadi, yang sebenernya bohongin aku
adalah Levi bukan Selva ?” tanya Rendy.
“Iya kak. Maka dari itu kakak harus
minta maaf sama Selva. Gimana kalau aku telepon Selva untuk datang ke sini,
agar masalah ini capet selesai. ?” tanya Reva menyarankan.
“Ide yang bagus, aku setuju.” jawab
Rendy.
Reva lalu menelpon Selva dan menyuruhnya datang ke
taman belakang sekolah. Tak berapa lama Selva datang, dia agak bingung melihat
Reva bersama Rendy.
“Hai Va, kenapa kamu nyuruh aku datang
ke sini ?” tanya Selva bingung.
“Sebenernya bukan aku yang mau
ketemu kamu, tapi kak Rendy. Ya udah aku pergi dulu, biar kalian enak
ngobrolnya.” kata Reva sambil berlalu.
“Tapi Va.” kata Selva.
Baik Selva maupun Rendy saling terdiam. Mereka
bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Akhirnya Rendy yang memulai pembicaraan.
“Selva, aku minta maaf atas
omonganku dulu. Aku udah terhasut fitnah Levi dan parahnya aku mempercayainya.”
ucap Rendy.
“Aku udah lupain kejadian itu dan
aku juga udah maafin kakak. Apa kak Rendy udah tahu yang sebenernya terjadi ?”
tanya Selva pelan.
“Aku uadah tahu semuanya dari Reva,
dia yang menceritakan apa yang sebenernya terjadi dan dia juga yang udah
nyadarin aku.” jawab Rendy.
“Jadi setelah semua kejadian ini,
kakak masih mau nerusin persahabatan kita ?” tanya Selva hati-hati.
“Harusnya yang ngomong kaya gitu aku
bukan kamu. Ya jelaslah aku mau hubungan kita kaya dulu.” jawab Rendy sambil
tersenyum.
“Makasih ya kak, akhirnya masalah
ini selesai juga.” kata Selva.
“Masalah ini belum selesai, masalah
ini ada karena perbuatan Levi dan dia harus menanggung akibatnya.” ucap Rendy
penuh emosi.
“Tapi aku mohon masalah ini
diselesaikan dengan baik-baik bukan dengan emosi.” kata Selva bijak.
Rendy menuju kelasnya untuk menemui Levi. Dia ingin
masalah itu selesai hari itu juga.
“Lev, aku mau bicara sama kamu.”
kata Rendy dengan emosi yang ditahan.
“Ngomong aja, Ren. Aku dengerin kok.”
kata Levi dengan suara manja.
“Aku udah tahu semua kebusukanmu.
Kamu kan yang udah memfitnah Selva dan membuat hancur persahabatan aku ?” tanya
Rendy penuh amarah.
“Maksud kamu apa Ren ? Aku nggak paham ?” Levi balik bertanya.
“Nggak usah berlagak nggak tahu
segala, aku udah tahu semuanya. Mulai sekarang jangan pernah deketi aku lagi
dan ganggu Selva.” jawab Rendy.
Rendy lalu pergi tanpa mendengarakan penjelasan
Levi. Levi hanya menangis dan tidak berusaha untuk mengejar Rendy. Dalam hati
ia mengakui kesalahan fatal yang sudah ia perbuat, hanya rasa penyesalan yang
memenuhi hatinya.
Setelah kejadian itu, hubungan Rendy dan Selva
kembali seperti dulu lagi. Hal ini juga tak lepas dari bantuan Reva, tanpa Reva
mungkin mereka tidak akan bersatu lagi. Mereka lalu menemui Reva untuk
mengucapkan terimakasih.
“Va, makasih ya udah bantuin kita.”
ucap Selva.
“Makasih buat apa, kayanya aku nggak
nglakuin apa-apa?” tanya Reva.
“Kamu udah buka mata aku. Kalau kamu
nggak ngejelasin kejadian sebenarnya, mungkin aku udah nggak mau ketemu lagi
sama Selva.” ucap Rendy.
“Oh, masalah itu. Iya, sama-sama.
Aku kan cuma nggak mau kalau kalian musuhan terus. Jadi, sekarang kalian.. ?” tanya Reva.
“Sahabat untuk selamanya.”ucapa
Selva dan Rendy berbarengan.
Akhirnya semua masalah yang terjadi diantara Selva dan
Rendy selesai. Mereka tetap berkomitmen untuk menjalin persahabatan. Namun
komitmen yang mereka buat dulu diganti dengan komitmen yang berbunyi “SAHABAT
UNTUK SELAMANYA”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar